Kamis, 27 Desember 2012

DILEMA SEORANG PENDIDIK PAUD NON FORMAL

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sekarang sedang menjamur di mana-mana. Baik di desa maupun di kota ada PAUD. Bahkan di tiap RW sekarang ada PAUD Non Formal. PAUD yang pencetus awalnya POKJA II PKK Kelurahan, sekarang kami dibiarkan merangkak sendiri, tertatih-tatih, letih.

Ternyata untuk bertahan mendirikan PAUD tidaklah gampang, perlu semangat baja, pantang menyerah dan nothing to lose, ikhlas karena Allah SWT. Aku salut dengan teman-temanku yang dengan honor 50.000 sampai 100.000 tiap bulan, tapi tetap tersenyum mengajarkan belajar sambil bermain pada anak-anak usia dini di lingkungan RW ku.

Awalnya aku terjun di PAUD Non Formal karena ajakan ketua PKK RW ku. Namaku langsung dibuatkan SK dari bu Lurah sebagai ketua POKJA II PKK RW. Mau nggak mau aku ikut nyebur basah sekalian.
Aku dipercaya sebagai Kepala Sekolah PAUD Non Formal dari tahun 2007 sampai sekarang. Kalau dilihat dari fasilitas yang kami punyai sudah lumayan lengkap:
  • Meja kursi anak 25 set
  • lemari buku 2 buah
  • Alat Permainan Edukatif lumayan banyak
  • Permainan Luar: ayunan, perosotan, terowongan, jungkat-jungkit, bola dunia dan papan titian.
  • Aula RW yang baru selesai direnovasi (luas dan bersih).
  • Dll.
PAUD Non Formal yang aku kelola sudah beberapa kali menerima dana bantuan dan kerjasama baik dari pemerintah maupun swasta:
  1. BOP tahun 2012 sebesar 7.2 juta. Anggaran tiap anak 150.000/tahun
  2. Bank Indonesia
  3. JAMSOSTEK
  4. BAZIS Jakarta Timur
  5. Unilever Pure It melalui BMP (Bantuan Masyarakat Peduli)
  6. Honda dan POLDA Metro Jaya (POLISI SAHABAT ANAK)
  7. Sanggar Kayu (Story Telling)
  8. Hufalisyn (Lomba Mewarnai)
  9. Mc. D (Kunjungan Dapur Mc. D dan Lomba Mewarnai)
  10. Bank Danamon Syariah (Cuci Perhiasan Emas Gratis)
 














PAUD Permata Bunda yang aku kelola masuk setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu dari jam 08.00-11.30 WIB. Saat ini jumlah anak didik ada 31 anak usia 3 th sampai 6 tahun.


Sebagai Pendidik PAUD Non Formal kami dituntut menggunakan RKH (Rencana Kerja Harian, RKM (Rencana Kerja Mingguan) dan kurikulum yang sudah ditentukan. Lumayan menguras tenaga dan pikiran.
Tidak seimbang dengan honor yang kami terima, hanya Rp.100.000/bulan.
Aku punya pembantu di rumah yang pulang setiap jam 12 siang saja, gajinya Rp. 500.000,- tiap bulan.
Kalau dipikir secara logika, mendingan aku nggak punya pembantu dan dapat uang 500.000 daripada ngajar di PAUD hanya dapat 100.000,-
Tapi, kepuasan batin yang dapat aku rasakan, melihat anak-anak yang lucu menggemaskan. Anak-anak yang semula masih terbata-bata bila bicara, sekarang sudah pandai bercerita dan berani bertanya. Melihat anak-anak yang sudah bisa mengenal huruf A, I, U, E, O. Melihat anak-anak yang sudah bisa menulis namanya sendiri, menulis mama, papa dan sebagainya.







Aku jatuh cinta sama anak-anak. Aku sayang sama PAUD Non Formal. Aku hanya berharap ada dermawan yang mengulurkan tangannya meningkatkan kesejahteraan Pendidik PAUD Non Formal.
Aku hanya bisa berharap Dinas Pendidikan Non Formal memberikan dana insentif untuk hidup layak.
Aku hanya berharap pahala dari Allah SWT, sebagai tabungan amal bekalku di akhirat nanti.


Terus semangat rekan-rekanku sesama Pendidik PAUD Non Formal...
Terus semangat berbagai ilmu untuk menstimulus 9 kecerdasan anak usia dini,
Terus semangat mengirimkan proposal, meskipun sudah sering ditolak...
Terus semangat mengikuti seminar/pelatihan gratis untuk pengembangan diri...

Jadikanlah anak-anak usia dini SEHAT, CERDAS, CERIA dan TAQWA....

Tidak ada komentar: