Hari ini Selasa, 2 Januari 2013 agendaku melanjutkan
pembuataan paspor. Semalam aku dapat sms dari Mbak Ning janjian mau
berangkat ke kantor IMIGRASI Jakarta Timur jam 06.45. Ternyata aku nggak
bisa menepati waktu, karena tepat jam 06.30 masih ada pekerjaan rutin
yang harus aku kerjakan. Aku harus menyiapkan obat buat mama mertua dan
suamiku. Aku harus cek gula darah mertuaku. Aku juga belum berdandan dan
ganti baju. Akhirnya jam 07.00 semuanya sudah beres dan aku pun naik
mikrolet 32 ke kantor IMIGRASI. Sekitar 30 menit perjalanan ku tempuh
dan jam 07.30 aku sudah sampai di kantor IMIGRASI.
Aku langsung menuju loket 6 untuk mengambil nomor antrian dengan menukar secarik kertas yang aku terima saat menyerahkan berkas tgl. 26 Desember 2012. Aku dapat nomor antrian 459. Nomor antrian dimulai dari 401, berarti aku antrian yang ke 59. Sambil mencari tempat duduk yang kosong, aku mencari mbak Ning dan Avi ternyata mereka belum datang. Setengah jam kemudian mbak Ning telp aku baru sampai di kantor IMIGRASI. Mbak Ning dapat antrian nomor 512 sedangkan Avi nomor 513.
Aku langsung menuju loket 6 untuk mengambil nomor antrian dengan menukar secarik kertas yang aku terima saat menyerahkan berkas tgl. 26 Desember 2012. Aku dapat nomor antrian 459. Nomor antrian dimulai dari 401, berarti aku antrian yang ke 59. Sambil mencari tempat duduk yang kosong, aku mencari mbak Ning dan Avi ternyata mereka belum datang. Setengah jam kemudian mbak Ning telp aku baru sampai di kantor IMIGRASI. Mbak Ning dapat antrian nomor 512 sedangkan Avi nomor 513.
Tepat jam 8 pagi, loket tujuh tempat pembayaran pembuatan paspor dibuka. Aku memperhatikan orang-orang yang dipanggil, mereka menyiapkan uang Rp. 255.000,- dan nomor antrian. Jam 08.30 aku dipanggil ke loket 7 dan menerima kwitansi bukti pembayaran sekaligus nomor antrian 759 untuk antri foto dan wawancara di loket 8. Loket 8 baru dibuka jam 08.30 dan dimulai dari nomor antrian 701. Sambil menunggu nomor antrianku di panggil aku ngobrol dengan mbak Ning, tentang rencana pergi ke BATAM-SINGAPORE pada tgl. 24 Januari 2013. Kebetulan ada tiket promo Garuda JKT-BATAM PP 1.3 juta. Biaya di Batam untuk sewa kapal menuju ke Singapore, dll diperlukan Rp. 800.000,- Penginapan dan akomodasi selama perjalanan ditanggung mbak Dwi yang suaminya seorang Jendral TNI. Berarti jalan-jalan ke BATAM-SINGAPORE selama 3 hari, bawa uang uang 3 juta sudah cukup aman termasuk untuk beli oleh-oleh.
“Coba keluarkan Akte kelahiran Asli dan Ijazah Terakhir yang asli”, kata pak Pramono. Selesai mengecek keaslian Akte Kelahiran dan Ijazahku, beliau bertanya lagi, “Lulus SMA tahun berapa?”. Aku pun langsung menjawab, ” Tahun 1988 pak, dari SMA Negeri Gombong”.
Petugas pun bertanya untuk keperluan apa buat paspor, waktu aku jawab untuk umroh. Langsung aku suruh menyiapkan materai 6.000 untuk tanda tangan surat pernyataan kalau ada tambahan di pasporku nama Ayah dan Kakek dari Ayahku. Ternyata aku ada kesalahan dalam mengisi form pengajuan pembuatan paspor, aku hanya menulis namaku dan nama ayahku, sedang nama kakek tidak aku cantumkan. Aku pun keluar dari loket 8 jam 10.00 dan membeli materai 6.000 di warung samping kantor IMIGRASI. Ternyata perutku keroncongan minta diisi karena tadi pagi lupa sarapan. Aku pun pesan makanan kesukaanku PECEL LELE dan segelas AQUA. Lumayan enak dan harganya hanya Rp. 11.000,-
Setelah kenyang aku kembali ke loket 8 bertemu pak Pramono untuk menyerahkan materai sekaligus tanda tangan SURAT PERNYATAAN penambahan nama kakek pada pasporku. Setelah selesai aku disarankan kembali hari Selasa 8 Januari 2013 untuk ambil paspor dengan membawa kwitansi bukti pembayaran….
Jam 11.00 aku keluar dari kantor IMIGRASI Jakarta Timur dan pulang ke rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar